SeksNyata - Perkenalkan namaku Seto, aku berusia 30tahun dan bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit di Jakarta. Sekitar tahun 2014 aku berkenalan dengan seorang gadis bernama Mia di bengkel mobil XX yang ada di kota Jakarta.
Aku di bengkel cuma mengantar temanku yang mau menserviskan mobilnya. Ketika sedang mendaftar, tak sengaja mataku tertuju pada sesosok wanita yang akhirnya kuketahui bernama Mia, dia berprofesi sebagai Lady Service Advisor di bengkel tersebut.-cerita sex hot– Kulitnya sawo matang, wajah manis dan… yang terpenting dia mempunyai toket cukup besar (kira-kira ukurannya sekitar 36B).
Saat aku sedang memandangnya, tiba-tiba dia melihat ke arahku dan tersenyum, lalu kami beradu pandang, terasa ada gelombang aneh yang mengalir di dadaku, aku pun membalas senyumnya, ku lihat dia tertunduk malu.
Sekitar 1 jam mobil kawanku selesai diservis, kami langsung menuju kasir untuk membayar biayanya, saat di kasir ternyata Mia juga sedang duduk di sana, kami saling berpandangan lagi dan sekali lagi aku tersenyum padanya. Dan lagi-lagi dia balas dengan senyuman yang manis. Sesampai di rumah kami masing-masing, aku telepon bengkel tadi (nomernya kudapat dari kartu nama yang aku ambil dari meja kasir bengkel).
“Halo, selamat sore dengan siapa ini ada yang bisa saya bantu?”, demikian suara Mia menjawab telponku dari seberang sana.
Sungguh merdu sekali suaranya.
“Maaf, aku Seto. Aku yang tadi servis mobil dengan kawanku. Aku yang terus memandangmu dan tersenyum padamu . Bolehkah aku berkenalan dengan kamu?”, tanyaku.
“Oh, Pak Seto. Iya Pak saya ingat Pak. Ada keperluan apa Pak, apa pelayanan kami ada yang kurang?”, tanya Mia.
Ni cewek, bikin makin penasaranku aja pikirku.
“Aku ingin kenalan sama kamu, dan aku berharap kita bisa ketemu lagi”, jawabku. “Memangnya kenapa Bapak mau ketemu saya lagi ada yang salah dengan saya Pak?”, tanya Mia.
“Oh ndak kog kamu ga ada salah…aku ingin bertemu denganmu karena aku tertarik sama kamu sejak pertama memandangmu tadi”, kataku (ngomongku to the point aja).
Mia tertawa kecil, “Ah..Bapak bisa aja, pintar ngerayu nih. Maaf Pak kalau hari ini saya tidak bisa, bagaimana kalau besok lusa Bapak temui saya sepulang dari kerja, sekitar jam 18.00, Gimana Pak?”
“Oke deh cantik”, jawab saya tanpa pikir panjang lagi.
Lusa pun datang, hari Rabu aku jemput Mia di bengkel sesuai dengan janji kita, jam 18.00 tepat aku sampai. Setelah say hello dan berbasa-basi sebentar, kita langsung meluncur ke jalan raya.
“Kita mau kemana nih Pak?”, kata Ester.
“Kamu maunya kita pergi ke mana?”, tanyaku.
“Tapi panggilnya jangan Pak donk, panggil aja aku Seto” protesku.
“Hehehe baiklah Seto” jawabnya sambil nyengir.
Di luar dugaan Mia bilang kalau dia ingin sekali belajar nyetir mobil. Kita pun langsung meluncur ke parkir timur Senayan, tempat belajar mobil. Lalu kami bertukar duduk Mia di belakang setir dan aku duduk di sebelah Mia, kita mulai berputar-putar, tiba-tiba ada sebuah mobil yang juga sedang belajar mengerem mendadak di depan mobil kami. Mia pun menginjak rem secara mendadak, mesin mobil mati.
“Aduuh” teriak Mia. Dadanya terkena setir mobil.
“Dadaku terasa nyeri nih Seto” katanya.
Kami pun bertukar duduk lagi, dan ku tepikan mobilku. Ku periksa dadanya.. dan entah bagaimana awalnya tanganku tiba -tiba meremas toketnya. Mia merintih, “Aahh, Seto” desahnya.
Dan aku mendadak menjadi bernafsu, tanpa pikir panjang ku lepas semua pakain yang dikenakan Mia, lalu ku ciumi lehernya, toketnya, ku lepas Bh nya, dan mataku terbelalak melihat Toketnya yang begitu besar menyembul dari BH Mia. Aku makin terangsang, lalu ku ciumi putingnya, ku jilat, ku hisap, ku gigit kecil, sampai ke perut dan pusarnya, ciumanku terhalang oleh CDnya. Kutarik CDnya kebawah, ku jilati selangkangan, bibir memeknya, klitorisnya dan bagian dalam memeknya, bau khas memek menyeruak ke hidungku.
Kurasakan sudah basah liang memeknya. Mia mengeliat dan mendesah, “Aaaahh.., teeruus Seto.., enak sekali..kamu hebaat.., oohh teeruuss Nando..”, desah Mia. Aku terkejut lalu ku tarik kepalaku, “Siapa Nando?” tanyaku.
Tapi rupanya cuma “foreplay” yang ku lakukan sudah membuat Mia amat terangsang, terlebih ketika ku jilati belakang telinganya, Mia mendesah, merintih, menggeliat sambil tangannya membuka kaos dan celana jeans-ku. Karena kurang leluasa lalu kami pindah ke jok belakang mobil, Mia semakin mendesah dengan penuh nafsu,
“Setoo.., buka doong Sempakmuu.., Mia udah ga tahan nih..udah pengen banget.., ayoo masukan rudalmu Setoo”.
Aku yang juga sudah sangat nafsu segera membuka Cdku, ku arahkan kontolku yang sudah teramat tegang ke lubang memek milik Mia, ku masukkan perlahan-lahan, tiba-tiba Mia melingkarkan kedua kakinya di pinggangku dan menekannya ke bawah agar kontolku masuk ke dalam memeknya. KOntolku pun amblas ke dalam memeknya.
“Bleess.., Ooohhh…nikmatnya”, ku rasakan memek Mia sudah sangat basahnya sehingga tak sulit untuk kontolku menggenjot memek Mia.
Kontolku serasa disedot di dalam sana. Mia mendesah, menggoyang, menggeliat, dan akhirnya mencapai punjak orgasme sambil menggigit kuat bahuku Mia mendesah panjang ku rasakan cairan sperma membasahi kontolku.
Mia tersenyum puas, “Kamu sangat hebat Seto, Rudalmu jauh lebih hebat dari rudal milik pacarku”. Dan sekarang aku tahu kalau Nando itu adalah pacar Mia.
Aku yang belum mencapai klimaks meminta Mia untuk “doggy style”.
Ku sodokan kontolku dari belakang. Genjotanku ku percepat dan akhirnya aku tak tahan lagi, sambil ku remas toketnya,ku semprotkan seluruh cairan maniku dalam memeknya,
“Croott.., croott..”, aahh nikmat sekali.
Kemudian kami bertindihan, bercumbu lama sekali dan bernafsu. Sekitar jam 22.00 ku antar Mia pulang ke kostnya di Kebon Kacang (dekat Plaza Indonesia). Diluar kostnya ku lihat ada seorang pria yang sedang duduk menunggu.
“Siapa itu Mia?”, tanyaku.
“oh..Itu Nando, pacarku”, jawab Mia tersenyum.
“Kamu ngentot juga sama Nando”, tanyaku.
“Iya, tapi rudal dia nggak sehebat rudal punya kamu Seto. Baru 3 menit juga dia udah croott payah banget”, kata Mia sambil nyengir. “Dasar nakal kamu”, kataku.
Sebelum Mia turun dari mobil kami sempatkan untuk berciuman lalu Mia masuk rumah kostnya. Dalam perjalanan pulang aku tersenyum sendiri sambil membayangkan pengalamanku barusan. Kasihan si Nando, tapi memek Mia memang nikmat.
Sekarang ku dengar Mia sudah menikah dengan Nando (kata Nadine adiknya, yang bekerja di Wisma Nusantara). Tapi kami masih “berhubungan” (tentunya dengan cara sembunyi-sembunyi karena Nando suami Mia).
But no problem karena sebelum ketemu aku hubungi Mia dulu dan kami ketemuan di rumahnya di 471XX (edited). Mia adalah wanita terHOT dalam urusan bercinta di antara beberapa cewekku yang lain. Seksi, toket besar, montok, liar di ranjang, dan memeknya yang pandai menyedot. Aku sangat puas menikmati setiap jengkal tubuhnya